Minggu, 30 Juni 2013

lanjutan Skripsi Matematika tentang Gaya Belajar


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti untuk melakuakan studi optimalisasi  hasil belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi pada variabel penelitian.
B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah “keseluruhan dari objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.[1] Jadi, dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu yang hendak diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro tahun 2012/2013 yang terdiri dari 2 lokal dengan jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro
Kelas
Jumlah Siswa
VIII A
VIII B
30
29
Jumlah
59
(Sumber Data : Tata Usaha MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro)
2.      Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.[2] Sampel dapat diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan memberikan gambaran yang sesuai dengan sifat populasi yang bersangkutan. Jadi, penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh akan digeneralisasikan terhadap populasi.
Dari populasi seluruh siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro tahun 2012/2013 yang terdiri dari 2 lokal di atas, maka peneliti nantinya akan mengambil satu kelas sebagai sampel penelitian yang mewakili dari populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling atau teknik acak sederhana. Teknik acak sederhana merupkanan teknik penarikan sampel yang paling mudah.
Tahapan yang dilakukan dalam penarikan sampel ini adalah :
1.      Membentuk kerangka sampel dan kemudian memberi nomor urut yang ada dalam kerangka sampel.
2.      Memilih unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara undian atau menggunakan tabel angka acak.[3]    
Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil sampel dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
a.       Mengumpulkan data nilai ujian semester genap seluruh siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro tahun 2011/2012.
b.      Melakukan uji normalitas populasi yang bertujuan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak, dengan uji liliefors. Dengan menggunakan hipotesis:
H0  : Populasi berdistribusi Normal
H1  : Populasi tidak berdistribusi Normal
Dengan kriteria H0 ditolak jika L0 > Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal. H0 diterima jika L0 < Ltabel berarti data berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data populasi dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil perhitungan uji normalitasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Populasi Menggunakan Uji Liliefors
Nilai L
Kelas
VIII A
VIII B
Lhitung (L0)
0,1406
0,1827
Ltabel
0,187
0,1894
Berdasarkan pada tebel tersebut pada taraf nyata α = 0,01 didapatkan L0 < Ltabel maka H0 diterima berarti data populasi berdistribusi normal.
c.       Melakukan uji homogenitas variansi untuk melihat apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang dilakukan adalah uji barlett dengan hipotesis statistik :
H0  : Kedua Populasi bervariansi homogen, σ12 = σ22
H1  : Kedua Populasi tidak bervariansi homogen, σ12 ≠ σ22
Dengan kriteria pengujian H0 ditolak  jika X2hitung > X2tabel berarti data populasi tidak memiliki variansi yang homogen. H0 diterima jika X2hitung < X2tabel berati data populasi berdistribusi bervariansi homogen.
Harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlett dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Harga –Harga yang Dibutuhkan untuk Uji Barlett
Sampel Ke
Dk
1/dk
Si2
Log Si2
(dk)Log Si2
1
2
K
(n1-1)
(n­­­­­2-1)
(nk-1)
1/(n1-1)
1/(n2-1)
1/(nk-1)
S12
S22
Sk2
Log S12
Log S22
Log  Sk2
(n1-1)Log S12
(n2-1)Log S22
(nk-1)Log Sk2
Jumlah
1/
-
-

Dari data  dapat dihitung harga-harga yang diperlukan , yaitu:
1).    Menghitung Variasi masing – masing kelompok yaitu
S12, S22, …,Sk2
2).    Menghitung variansi gabungan dari semua sempel dengan rumus:
3).    Menghitung harga satuan Bartlet dengan rumus :
B=
4).    Menghitung chi-kuadrat engan rumus :
Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3. Dari perhitungan yang dilakukan maka diperoleh X2hitung = 1,49 sedangkan  X2tabel = 3,84. Ini berarti X2hitung < X2tabel pada taraf nyata α = 0,05 sehingga H0 diterima berarti Populasi memiliki variansi yang sama.

d.      Melakukan Uji Kesamaan Rata – rata
Uji kesamaan rata – rata bertujuan untuk menguji apakah sampel mempunyai rata – rata yang sama. Uji yang dilakukan dengan menggunakan anava satu arah, dengan hipotesis berikut :
H0 : Populasi memiliki rata-rata yang sama, μ1 = μ2
H1 : Populasi memiliki rata-rata tidak yang sama, μ1 ≠ μ2
Dengan kriteria pengujian H0 ditolak jika Fhitung < Ftabel berarti populasi tidak memiliki rata-rata yang sama. H0 diterima jika Fhitung > Ftabel berati populasi memiliki rata-rata yang sama.
Langkah-langkah anava satu arah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1).    Data disusun seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Format Tabulasi Nilai untuk Uji Anava Satu Arah

Dari Populasi

1
2
3
….
k
Dari hasil pengamatan
Y11
Y12
Y13
Y1n 1
Y21
Y22
Y23
2n2
Y31
Y32
Y33
Y3n3
...
Yk1
Yk2
Yk3
Yknk
Jumlah
j1
j2
j3
...
jk
Rata-rata
1
2
3
k

2).    Menghitung nilai rata-rata berikut:
a).      Jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus :
                   , dengan  j = j1+j2+j3+...+jk


b).    Jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus :
c).    Jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
d).   Membuat tabel analisis variansi seperti berikut :
Tabel 3.5 Daftar Analisis Variansi untuk Menguji Hipotesis Kesamaan Rata-rata
Sumber Variansi
dk
JK
KT
Fhitung
Rata-Rata
Antar Kelompok
Dalam Kelompok
1
k – 1
 ∑(ni-1)
Ry
Ay
Dy
R=Ry/1
A=Ay/(k-1)
D=Dy/∑(ni-1)

A/D






Untuk perhitungan uji kesamaan rata-rata variansi populasi dapat dilihat pada lampiran 4. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 0,0558 sedangkan Ftabel = 4,12 pada taraf nyata α = 0,05 sehingga H0 diterima, berarti populasi memiliki rata-rata variansi yang sama.
e.       Setelah dilakukan pengujian didapatkan bahwa populasi berdistribusi normal, homogen dan  rata-rata populasinya bersifat sama maka pengambilan sampel selanjutnya dapat dilakukan secara acak sederhana atau simple random sampling. Dengan menggunakan cara random ini, memungkinkan peneliti dapat mengambil sampel dari populasi secara objektif karena setiap unit yang menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Langkah-langkah pengambilan sampel yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
1)      Peneliti membuat nama-nama kelas yang menjadi populasi masing-masing pada sebuah kertas kecil.
2)      Kertas digulung agar nama-nama yang dituliskan tidak nampak.
3)      Kertas tersebut dimasukan ke dalam botol.
4)      Setelah itu, diambil salah satu dari kertas-kertas tersebut.
5)      Kemudian kertas yang telah diambil tersebut dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, maka penulis mendapatkan kelas VIII A sebagai sampel dari penelitian yang akan peneliti laksanakan.
C.     Variabel Penelitian dan Jenis Data
1.      Variabel
Variabel adalah karateristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan. Karakteristik adalah ciri tertentu pada objek yang kita teliti (kita periksa, kita amati, kita ukur atau kita hitung), yang dapat membedakan objek tersebut dari objek yang lainnya.[4] Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a.       Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen (terikat).[5] Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah gaya belajar yang dimiliki siswa.
a)      Definisi operasional: Gaya belajar matematika adalah cara khas yang bersifat konsisten yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap informasi maupun pelajaran matematika.
b)      Indikator: skor angket gaya belajar matematika siswa, yang digunakan untuk mengetahui kelompok gaya belajar siswa yang terdiri dari kelompok Visual, Auditori dan Kinestetik.
c)      Skala Pengukuran: Skala pengukuran yang ditransformasikan ke skala ordinal dengan kategori yang telah disebutkan, yaitu kelompok Visual, Auditori, dan kinestetik. Penggolongan gaya belajar matematika siswa didasarkan pada kecenderungan skor angket gaya belajar siswa pada tipe yang sesuai. Siswa yang mempunyai skor tertinggi pada salah satu tipe, menunjukan bahwa siswa tergolong tipe tersebut.
d)     Simbol: B, dengan kategori, bv, ba, dan bk.
b.      Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar matematika siswa.
a)      Definisi operasional : Hasil belajar matematika siswa adalah prestasi ranah kognitif  matematika siswa pada proses pembelajaran.
b)      Indikator: Nilai tes hasil belajar matematika siswa. Dalam hal ini digunakan nilai hasil ujian siswa pada mid semester ganjil MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro tahun ajaran 2012/2013.
c)      Skala pengukuran: skala interval
d)     Simbol: A, dengan kategori abi, i = v, a dan k

2.      Rancangan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel tersebut, yaitu varibel bebas terhadap variabel terikat maka penelitian ini menggunakan rancangan berikut :
Tabel 2.6 Rancangan Penelitian
                     B
   A 
Kelompok Gaya Belajar
Visual
(bv)
Auditori
(ba)
Kinestetik
(bk)
Hasil Belajar/
Nilai Mid Semester Siswa (a)
         abv
aba
abk

3.      Data
a.       Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yaitu data yang berbentuk nilai dan bilangan. Ditinjau dari aspek cara memperolehnya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian yaitu nilai angket dan nilai hasil ujian mid semester matematika siswa kelas VIII A MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro. Data ini digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian.
2)      Data Skunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh dari pihak sekolah. Data ini meliputi informasi data jumlah siswa dan hasil belajar siswa matematika kelas VIII secara keseluruhan yang diambil dari nilai rapor matematika siswa kelas VII  pada semester genap tahun 2011/2012 sebelumnya, serta data-data madrasah yang dibutuhkan untuk kelengkapan penelitian yang dilaksanakan
b.      Sumber Data
Data-data yang peneiliti peroleh dan digunakan dalam penelitian ini baik data primer maupun data skunder, antara lain berasal dari :
1)      Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
2)      Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
3)      Guru Bidang Sudi Matematika Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
4)      Wali Kelas kelas baik kelas VIII maupun wali kelas VII saat tahun 2011/2012.
5)      Siswa-siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
D.    Prosedur Penelitian
Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Persiapan
a.       Menetapkan jadwal penelitian, penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro tahun ajaran 2012/2013.
b.      Mempersiapkan surat izin penelitian, yang dikeluarkan oleh STAIN Kerinci pada tanggal 18 September s/d 18 November 2012. Kemudian disampaikan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro pada tanggal 20 September 2012 dan mendapat izin dari madrasah pada tanggal 24 September 2012.
c.       Menentukan sampel untuk penelitian di kelas VIII yang terdiri dari 2 lokal.
d.      Membuat kisi-kisi dan membuat angket gaya belajar. (Lampiran 5 dan Lampiran 6)
e.       Melakukan validasi angket dengan validator yang terdiri dari 1 orang guru bahasa Indonesia dan 1 orang guru Bimbingan Konsling (Untuk lampiran lembar validasi angket gaya belajar dapat dilihat pada lampiran 7). Kemudian dilakukan uji coba angket yang telah divalidasi oleh validator tersebut terhadap kelas lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelas sampel (Hasil uji coba angket dapat dilihat pada lampiran 8).
f.       Melakukan uji validas dan releabilitas terhadap hasil uji coba angket yang telah dilakukan.
2.      Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan penelitian ini peneliti memberikan angket kepada kelas sampel. Kemudian penulis mengumpulkan data nilai ujian mid semester kelas sampel.
3.      Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini, penulis melakukan pengolahan data yang telah terkumpul dan membuat laporan hasil penelitian.
E.     Instrument Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data berupa lembaran pertanyaan dan tes. Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner atau yang juga dikeanl sebagai angket merupakan “salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden”.[6]
Angket atau quosioner ini dibuat dengan beberapa pertanyaan yang akan diisi oleh reponden yaitu siswa-siswa untuk mendapatkan informasi dari mereka. Angket ini peneliti gunakan untuk memperoleh data dan gambaran yang jelas tentang gaya belajar dari siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Bentuk kuesioner secara garis besar terdiri dari dua macam, yaitu kuesioner berstruktur dan kuesioner tidak berstruktur. Kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihaan jawaban, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Bentuk jawaban kuesioner berstruktur adalah tertutup, artinya pada setiap item sudah tersedia alternatif jawaban. Kuesioner tidak berstruktur adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya. Bentuk jawaban kuesioner tak berstruktur adalah terbuka, artinya setiap item belum terperinci dengan jelas jawabannya. Kondisi ini akan memungkinkan jawaban reponden yang sangat beraneka ragam.[7]  

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis kuesioner atau angket yang terstruktur, karena pada angket yang digunakan telah penulis muatkan alternatif jawaban pada setiap itemnya. Alternatif jawaban angket yang peneliti sediakan terdiri dari 2 kategori, yakni “Ya” dan “Tidak” untuk 3 aspek gaya belajar. Pemberian skor pada jawaban sampel penelitian diberikan bobot nilai 0 hingga 1 yang disesuaikan dengan kriteria penskoran yang ditujukan pada tabel berikut :
Tabel 2.7 Kriteria Skor Instrumen Gaya Belajar
Pilihan Jawaban
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Ya
1
0
Tidak
0
1
Jumlah jawaban yang terbesar dari ketiga kategori gaya belajar tersebut menunjukkan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
Untuk dapat mengetahui apakah angket yang akan digunakan maka terlebih dahulu harus dilakukan uji keterandalan instrumen. Uji keterandalan instrumen  dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrument penelitian dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur serta untuk memperoleh validitas dan realiabilitas  dari instrument yang telah disusun sebagai berikut :
1.      Uji Validitas Angket
Angket atau kuesioner yang digunakan dapat dikatakan valid apabila angket tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Dalam instrumen ini peneliti menggunakan uji validitas faktor dan uji validitas butir angket. Untuk pengujian validitas faktor  angket peneliti menggunakan rumus :

Keterangan:
rxy                         : koefisien antara variabel x dan variabel y
∑xy          : jumlah hasil perkalian antara x dan y
x               : skor perolehan butir angket tertentu
y               : skor total
N              : jumlah soal
Berdasarkan tabel korelasi produk momen jika rhitung > rtabel berarti faktor angket valid, dan jika rhitung  < rtabel berati faktor angket tidak valid. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran . Dari hasil perhitungan diperoleh untuk kategori visual rhitung = 0,768 dan kategori audotorial rhitung = 1,032 serta kategori kinestetik rhitung = 0,691. Sedangkan rtabel = 0,470 pada derajat kebebasan (db) = n – 2 = 27 dan taraf kepercayaan 99%. Karena dari ketiga faktor tersebut rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kategori faktor gaya belajar tersebut valid.  
Kemudian setelah didapatkan faktor angket tersebut valid maka dilakukan uji validitas butir terhadap angket yang telah dibuat, untuk menguji validitas butir ketiga faktor angket tersebut peneliti menggunakan rumus :
Setelah didapatkan nilai rhitung kemudian dilakukan uji t satu ujung dengan rumus :
Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran . Dari hasil perhitungan uji validitas butir angket diperoleh untuk butir 2, 6, 8, 16, , 32, dan 34 tidak valid dan selebihnya valid pada taraf kepercayaan (df) = 0,10. Untuk keseimbangan angket karena untuk kategori visual 10 butir yang valid maka untuk kategori auditorial dan kinestetik juga dibutuhkan 10 butir angket. Sehingga penulis memperbaiki masing-masing 1 butir angket pada kategori visual yang memiliki thitung  lebih tinggi yaitu butir angket nomor 32 dan mengeliminasi 1 butir angket pada kategori kinestetik yang memiliki nilai thitung lebih terendah yaitu butir angket nomor 5.   
2.      Uji Reabilitas Angket
Untuk menentukan reabilitas angket yang akan digunakan peneliti menggunakan koefisien alfa dari Cronbach dengan rumus :


Keterangan:
     r11           : reabilitas angket
     n          : jumlah butir angket
     σi         : proporsi butir angket dijawab “Ya”
σt          : proporsi total butir angket
Soal tes dikatakan reabilitas apabila koefisiennya lebih dari rtabel, harga ktitis product momen criteria adalah:
r11 ≤ 0,20                     = reabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 ≤ 0,40          = reabilitas rendah
 0,40 ≤ r11 ≤ 0,60         = reabilitas sedang
0,60 ≤ r11 ≤ 1,00          = reabilitas tinggi
Untuk hasil pengujian reabilitas angket dapat dilihat pada lampiran . Dari hasil pengujian tersebut diperoleh rhitung = 0,4658 sedangkan rtabel = 0,381. Berdasarkan hasil tersebut rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen angket angket gaya belajar realiabel.
F.      Teknik Analisis Data
1.      Uji Normalitas
Untuk menguji kenormalan data digunakan uji Liliefors yang langkah- langkah sebagai berikut :
a.     Mengurutkan data terkecil sampai data terbesar (x1, x2, x3,…, xn)
b.    Data (x1, x2, x3,…, xn) dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus :
     
Dimana :
x1         =          Skor dari tiap siswa.
2          =          Rata- rata.
S          =          Simpangan baku.
c.     Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang F (Zi ) = P ( Z ≤Zi ).
d.    Selanjutnya dihitung proposisi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proposisi ini dinyatakan oleh S ( Zi ), maka
        
e.     Hitung selisih F ( Zi ) – S ( Zi ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
f.     Ambil harga yang paling besar diantara harga–harga mutlak selilsih F(Zi) – S( Zi ). Sebutlah harga terbesar ini Lo.
g.    Pada taraf signifikan 0,05 dan berdistribusi normal, jika Lo<Ltabel, begitu pula sebaliknya Lo>Ltabel maka data berdistribusi normal.
2.         Uji Homogenitas
Untuk menentukan apakah kelompok data mempunyai varians yang homogen, maka dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan rumus:
a.    Mencari varians masing–masing kelompok data kemudian dihitung harga F dengan rumus :
  F =
     
b.    Jika harga F telah ditemukan, maka harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika :
Fhitung<Ftabel  : Variansi nilai yang dibandingkan homogen
Fhitung <Ftabel  : Variansi nilai yang dibandingkan tidak homogen
3.         Uji Hipotesa
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi satu arah (One way ANAVA). Karena pada penelitian ini analisis perbedaannya dilakukan terhadap tiga pihak. Dalam hal ini yang akan di uji adalah :
H0 : μV = μA = μK
H1 : Paling sedikit salah satu tanda berbeda.
Dengan prosedur sebagai berikut:
1)      Table persiapan
Statistik
Visual
Auditori
Kinestetik
Total (T)
N
Nv
Na
Nk
ΣNT
ΣX
ΣXv
ΣXa
ΣXk
ΣXT
ΣX2
ΣXv2
ΣXa2
ΣXk2
ΣXT2

2)      Table ringkasan ANAVA satu arah
Sumber Varians (SV)
Jumlah Kuadrat (JK)
Derajat Kuadrat (DK)
Rentang Kuadrat (RK)

F
Antar kolom (a)
JKa
dba
RKa

Residu (d)
JKd
dbd
RKd
Total (T)
JKT
-


3)      Menentukan Ftabel
Ftabel = F(α) (dba/dbd)
4)      Menguji Hipotesis
Krikteria pengujian, jika Fhitung > Ftabel, H0 ditolak dan jika Fhitung < Ftabel, H0 diterima.
2.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro di Semester I (ganjil)  tahun ajaran 2012/2013.


8 Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. 2, h. 24 
[2] Bambang Prasettyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), cet. Ke-5, h.119
[3] Ibid.,h.123-124
[4] Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), cet. ke-1, h.13
[5] Ibid., h. 14
[6] Ibid., h.25
[7] Ibid., h.26 – 27


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Swasta BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro
1.      Histori
Sekitar tahun 1969 di PTP Nusantara belum ada organisasi yang berdiri, sehingga kegiatan Islam pada waktu itu sedang berkembang di Kayu Aro. Maka untuk menghadapi hal demikian para karyawan yang sedikit memahami tentang Islam dan keberadaannya, mengadakan rapat yang bertempat di Masjid Raya yang sekarang ditukar bentuknya untuk dijadikan MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
Untuk memenuhi hasrat dan aspirasi masyarakat Kayu Aro khususnya umat Islam tentang adanya wadah/lembaga pendidikan formal yang bercirikan Islam, maka pada tahun 1991 atas prakarsa dari BPHBPI PTP Nusantara VI Kebun Kayu Aro beserta pula alim ulama dan tokoh masyarakat yang berada di Kecamatan Kayu Aro. Dengan pengurus sebagai berikut: Bapak Ir. Hasan Basri sebagai Pembina, Bapak Ir. Djiman sebagai Ketua Umum, dan Bapak Slamet Ridwan sebagai Sekretaris.
Dengan tujuan untuk menampung anak-anak lulusan sekolah dasar yang berada di Kecamatan Kayu Aro, agar dapat dididik menjadi generasi yang berilmu, beriman, bertakwa dan berakhlakul karimah untuk kepentingan kehidupan di dunia maupun di akhirat, dan juga siap menghadapi segala tantangan dan ikut maju dalam sebuah perubahan.
Semenjak berdirinya tahun 1991 sampai tahun 2007 MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro telah menghasilkan lulusan yang banyak diterima di MA, SMA, SMK dan Pondok Pesantren baik yang ada di Sumatera maupun Jawa.Dengan kemajuan dari tahun ke tahun Kanwil Depag Provinsi Jambi meningkatkan statusnya dari “terdaftar” kepada “diakui” dan tahun 2005 Kanwil Depag Provinsi Jambi memberikan Piagam Akreditasi.
Pada tahun pembelajaran 2004/2005 MTs.S BPHBPI merintis berdirinya TK Islam/RA An-Nur dan pada tahun 2007/2008 merintis berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tamatannya nanti diharapkan menjadi cikal bakal ke MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro. Adapun sistem pengelolaan dan proses belajar mengajar adalah satu atap.
Untuk memberi gambaran yang memadai tentang profil MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro, arah dan kebijakannya perlu kiranya diberi penjelasan sebagai berikut:
a.      Visi
Dalam rangka menyiapkan generasi muslim yang cerdas, berkualitas dan mandiri sebagai kader-kader dakwah dan menerapkan manajemen dan pendidikan Islam terpadu dalam suasana konduktif bermakna dan menyenangkan dan menjalin hubungan kemitraan.
b.      Misi
a.       Menerapkan manajemen terpadu
b.      Menerapkan pendidikan Islam terpadu dan KTSP yang mendorong kreativitas dan kemandirian.
c.       Menyiapkan kader-kader dakwah.
d.      Mengembangkan dan meningkatkan jaringan kerjasama dan kekeluargaan.
e.       Mengembangkan potensi-potensi yang dapat digunakan sebagai sumber dana.
Selaras dengan perannya sebagai salah satu wadah pendidikan, maka tujuan pendidikan MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro dirancang sebagai sebuah sarana yang ikut berperan serta membantu masyarakat memberikan layanan pendidikan agar putra-putri mereka memiliki kemampuan belajar, kemampuan hidup dan kemampuan berkomunikasi baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat Negara dan dunia.
2.      Letak Geografis
MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro terletak di desa Bedeng Delapan (VIII) Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi atau lebih jelasnya sekitar 35 km sebelah barat Ibu Kota Kabupaten Kerinci yaitu Sungai Penuh. Secara geografis MTs.S BPHBPI PTP N VI kayu Aro merupakan daerah yang strategis dari segala transportasi.
Keadaan iklim: “ Daerah kayu Aro curah hujan rata-rata 2000-2200 mm/tahun, dengan perbandingan hari hujan pertahun rata-rata 200 hari. Suhu antara 17-23 derajat Celcius dengan suhu minimum mencapai 5 derajat celcius kelembaban nisbi antara 10-15%.
3.      Struktur Organisasi
Pelaksanaan pendidikan dalam organisasi terdapat adanya tugas dan wewenang serta tanggung jawab secara terperinci menurut bidang-bidangnya masing-masing, sehingga dengan demikian diharapkan tidak ada lagi yang saling melemparkan tanggung jawab dan tugas yang mana hal ini dapat menanggung dan menghambat bagi kelancaran tercapainya efektifitas dan produktivitas pembelajaran.
Sebagaimana diketahui bahwa MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro. Merupakan lembaga pendidikan formal yang menjalankan berbagai macam kegiatan dalam rangka  mencapai tujuan dan produktivitas pembelajaran yang diinginkan sukses dan lancarnya penyelenggaraan pendidikan sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi dan pembagian tugas secara profesional di sekolah yang bersangkutan.
Oleh sebab itu MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro sebagai lembaga pendidikan formal telah memiliki struktur organisasi yang baik yang terdiri dari 1 ketua yayasan, 1 kepala madrasah, dibantu oleh 1 orang wakil kepala madrasah bidang akademik, 1 orang wakil kepala madrasah bidang kesiswaan, 4 orang pegawai serta guru-guru.
Bagan
Struktur Organisasi MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro Tahun Pelajaran 2012/ 2013[1]
                                    Ketua Yayasan
                                       Widjonarto
 

 Komite                          Kepala Madrasah                 Seksi Pendidik            an
Indra Utama              Suparman, S.Ag, M.Pdi            Yogi Sudarsono
 

                                                                                              Kaur TU
                                                                                         Hevy Zarmaini
 

Waka Akademik         Waka Kesiswaan         Kepegawaian        Pelayanan
Edi Litianto, ST       Apri Atmono, S.PdI      Heriyanto,S.Kom         Acep
                                                                                                     Kesiswaan             
 

Pembina Osis                  Pembina Pramuka   Pustakawan          Petugas BK
Edi Sutiono, S.Pd            Achsan Chakim      Panijah, A.Md Rahman,S.sos
                                                            Wali   Kelas
 

    IA                     IB                 IC          IIA       IIB     IIC                 III    
Dwi Astuti    Bekti, RS    Riska,S.Hi   Komar    Edi   Panijah        Masngud           
 

                                                            Tenaga Pendidik   ----- 
 

                                                               Peserta Didik     -----

Kelancaran dalam suatu kegiatan pendidikan pada umumnya ditentukan oleh kualitas dari personil yang ada, karena itu masing-masing personil harus bertanggung jawab pada tugasnya, dalam operasionalnya dapat dilihat pada penjabarannya sebagai berikut:
a.      Kepala Madrasah
Berfungsi sebagai pemimpin, mempunyai tugas menyusun perencanaan pengorganisasian kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijaksanaan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses mengajar, mengatur administrasi, mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha.
Fungsi administrasi mempunyai tugas menyelenggarkan administrasi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, kurikulum, kesiswaan, kantor kepegawaian, dan keuangan.
Fungsi sebagai supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai kegiatan belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstra kurikulum, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha.
Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa wakil kepala madrasah diantaranya: wakil kepala madrasah bagian akademik, wakil kepala madrasah bidang kesiswaan.

b.      Wakil Kepala Madrasah Bidang Akademik
Wakil kepala madrasah bidang akademik adalah orang yang diberi wewenang oleh kepala madrasah untuk membantu tugas dalam mengatur berlangsungnya proses belajar mengajar di madrasah.
Wakil kepala madrasah bagian akademikmempunyai tugas antara lain sebagai berikut:
a.       Membantu kepala madrasah dalam kegiatan menyusun program pengajaran.
b.      Membantu tugas guru dan jadwal pelajaran.
c.       Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian akhir.
d.      Menerapkan kriteria naik atau tidak naik dan kriteria kelulusan siswa.
e.       Mengatur jadwal penerimaan rapor
f.       Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satu pembelajaran
g.      Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran
h.      Membina kegiatan pembelajaran guru dan melaksanakan pemilihan guru teladan, membina kegiatan lomba-lomba bidang akademis
i.        Menyediakan buku belajar siswa
j.        Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bidang kurikulum.


Tabel 1
Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MTs.S  BPHBPI PTP N VI Kayu Aro

No
Komponen

VII

VII

IX
Mata Pelajaran
1
Pendidikan Agama Islam
4
4
4
2
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
Bahasa Arab
2
2
2
5
Bahasa Inggris
4
4
4
6
Matematika
4
4
4
7
Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
8
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
9
Seni Budaya
2
2
2
10
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2
2
2
11
Keterampilan/TK
-
2
2
12
Muatan Lokal
2
2
2
13
Pengembangan Diri
2*)
2*)
2*)

Jumlah
36
36
36

Keterangan:
Pendidikan Agama terdiri dari Alqur’an, Aqidah Akhlak, fiqh dam SKI
TABEL 2
Kegiatan Mingguan MTs  BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro
No
Hari
Kegiatan
1
Senin
1.       Upacara Bendera
2.       Kultum
3.       Shalat  Zhuhur Berjamaah
2
Selasa
1.       Tartil Qur’an
2.       Shalat Zhuhur Berjamaah
3.       Belajar Qasidah, Nasyid dan Shalawat
3
Rabu
1.       Shalat Zhuhur Berjamaah
2.       Belajar Pidato
4
Kamis
1.       Membaca Ayat-ayat Pendek
2.       Prakter Komputer
3.       Shalat Zhuhur Berjamaah
5
Jum’at
1.       Membersihkan Lingkungan
2.       Membaca Hadits-hadits
3.       Latihan Pramuka dan PMR
6
Sabtu
1.       Senam Kesegaran Jasmani
2.       Latihan Upacara Bendera
7
Minggu
1.       Latihan Bela Diri
2.       Belajar Tajwid
3.       Belajar Kaligrafi





c.       Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan
Wakil kepala madrasah bidang kesiswaan adalah orang yang diberi wewenang oleh kepala madrasah untuk membantu tugasnya dalam mengatur, membina, mengkoordinasi para siswa.Mengkoordinasi pembinaan siswa dalam mengembangkan bakat, serta kegiatan siswa lainnya (seni budaya, dan olahraga).Pembinaan usaha pengembangan daya penalaran siswa yang diprogramkan oleh wakil kepala madrasah bidang kurikulum.
Pembinaan usaha kesejahteraan siswa serta usaha bimbingan dan penyuluhan bagi siswa.Pembinaan kerjasama dengan semua pihak di bidang kesiswaan, pengabdian kepada masyarakat dan usaha penunjangnya.Pembinaan iklim sekolah dalam membina kesatuan dan persatuan bangsa berdasarkan Islam, Pancasila dan UUD 1945.Penyiapan rencana pembinaan dan pelayanan dibidang kesiswaan dan alumni. Pelaksanaan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan penyusunan laporan.
4.      Sarana dan Prasarana
Sarana dan fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan berjalan atau tidaknya suatu proses pembelajaran yang ada pada sebuah lembaga pendidikan.
Hal ini dikarenakan tanpa adanya sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, maka kegiatan pendidikan akan berjalan.

TABEL 3
Fasilitas Fisik Bangunan MTs.S  BPHBPI PTP Nusantara VI
Kayu Aro
No
Jenis
Jumlah
1
Ruang Belajar
6 Buah
2
Ruang  Kepala Madrasah
1 Buah
3
Ruang Guru
1 Buah
4
Ruang Kaur TU
1 Buah
5
Ruang Pegawai TU
_
6
Ruang Perpustakaan
_
7
Laboratorium Bahasa dan IPA
_
8
Ruang BK
_
9
Ruang UKM/UKS
1 Buah
10
Ruang Osim
1 Buah
11
Ruang Pramuka
1 Buah
12
Mushala
          1 Buah
13
Gedung Keterampilan Tata Busana
_
14
Kantin
_
15
Water Closes/WC
1 Buah






TABEL 4
Luas Tanah MTs.S BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro
No
Jenis
Luas
1
Luas Bangunan
698 m
2
Luas Halaman
_
3
Luas Kebun
560 m
4
Luas Jalan Madrasah
_
5
Luas Jalan Setapak
599 m
6
Luas Perkarangan Lainnya
1.080 m

Jumlah
2.240 m

TABEL 5
Jumlah Ruangan dan Kondisi MTs.S BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro

Jenis Ruangan

Jumlah Ruangan
Luas
M2
Kondisi Ruangan

Ket
B
RR
RB
R. Teori
9
462
7
2
_

R. Praktek
_
_
_
_
_

R. Labor IPA
_
_
_
_
_

R. Pustaka
_
_
_
_
_



Tabel 6
Jumlah Ruangan dan Kondisi MTs BPHBPI
PTP Nusantara VI Kayu Aro
Nama
Alat/Bahan

Volume
Kondisi Ruangan


Ket
Baik
RR
RB
Meja Kursi Siswa
130 Set
60
20
50

Meja Kursi Guru
15 Set
15
_
_

Lemari Kelas
7 Buah
4
3
_

Papan Absen
7 Buah
3
4
_

Tonggak Bendera
7 Buah
7
_
_

Tempat Sampah
7 Buah
2
_
5


Tabel 7
Jumlah Buku Pelajaran MTs BPHBPI
PTP Nusantara VI Kayu Aro

Jenis Buku
Jumlah
(Eksp)
Kondisi Ruangan (Jmlh Rg)

Ket
B
KR
RB
Buku Paket
191
90
101
_

Buku Penunjung
158
100
58
_

Buku Fiksi
_
_
_
_




5.      Keadaan Guru, Tata Usaha dan Siswa
a.      Keadaan Guru
Guru merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah sebagai sumber pengetahuan bagi peserta didiknya dan sekaligus sebagai sumber pengalaman dan ilmu pengetahuan.
 Oleh sebab itu, pembelajar atau guru memegang peranan yang sangat penting pada lembaga pendidikan, sebab guru adalah orang yang terlibat langsung dalam proses interaksi disetiap kegiatan pembelajaran untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya.    Dengan demikian guru adalah orang yang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar sekaligus sebagai penuntut dan ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Berdasarkan data dokumentasi, tenaga pengajar MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro berjumlah 17 orang.Pada umumnya masing-masing guru atau pembelajar memiliki latar belakang baik kehidupan dan pendidikan yang berbeda sesuai dengan keahlian dan disiplin ilmu yang dimilikinya.
Di MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro tersebut disamping murid diberikan materi pelajaran yang sifatnya kurikuler murid juga diberikan pelajaran tambahan yang sifatnya ektrakulikuler dengan guru-guru Pembina masing-masing
b.      Keadaan Tata Usaha
Tata usaha madrasah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada madrasah meliputi kegiatan penyusunan program tata usaha sekolah pengurus administrasi pegawai, guru dan siswa.Pengelola keuangan sekolah, pembinaan, dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah, penyusun administrasi, perlengkapan sekolah, penyusun dan pengkajiandata/statistik sekolah mengkoordinasikan, penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, pengurusan ketatausahaan secara berkala.
Dengan adanya pembagian tugas segala bidang kegiatan serta dilaksanakan pembinaan dengan baik, maka akan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dari gambar penjelasan struktur organisasi di atas, bahwa MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro telah berjalan dengan lancar, walaupun masih dalam pembinaan terus-menerus.
c.       Keadaan Siswa
Siswa-siswi atau dalam dunia pembelajaran disebut peeserta didik adalah manusia-manusia yang memiliki fitrah atau potensi-potensi yang perlu dikembangkan.Siswa-siswi yang ada dalam suatu lingkungan sekolah pastilah memiliki latar belakang keluarga maupun psikologis.
Adapun jumlah siswa-siswi MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro berjumlah  siswa terdiri dari 7 kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 2 kelompok belajar, jadi kelompok belajar semuanya berjumlah 6 kelompok.
Siswa merupakan salah satu faktor pendidikan yang menjadi objek dan subjek utama dalam suatu pembelajaran. Seorang siswa akan mampu menjalankan aktivitas pembelajaran. Seorang siswa akan mampu menjalankan aktivitas pembelajaran dengan baik apabila didukung sepenuhnya oleh keinginan dan kondisi orangtuanya.
TABEL 9              
Keadaan Siswa MTs BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro.[2]
NO
KELAS
SISWA
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
VII A
13
17
30
2
VII B
12
18
30
3
VII C
13
15
28
4
VIII A
12
18
30
5
VIII B
12
17
29
6
IX A
12
18
30
7
IX B
22
8
30


96
111
207






B.     Hasil Penelitian
1.      Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 September sampai dengan 18 November 2012. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih optimal berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa di Madrasah Tsanawiyah BPHBPI PTP Nusantara IV Kayu Aro, apakah terdapat pengaruh yang berbeda antara gaya belajar siswa visual, auditorial dan kenistetik terhadap hasil belajar matematika yang diperoleh oleh kelompok siswa tersebut.
a.      Data Angket Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa
b.      Observasi Kegiatan Pembelajaran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kita semua mempunyai kecenderungan modalitas, guru juga memiliki kecenderungan modalitas mengajar yang biasanya sama dengan gaya belajar yang dimiliki oleh guru tersebut. Jika guru tersebut seorang yang cenderung pembelajar visual misalnya, maka beliau cenderung akan menjadi guru yang visual pula. Hal itu terjadi secara alamiah. Tetapi tidak demikian dengan siswa-siswa di kelas. Sebagian mungkin memiliki modalitas yang sama dengan guru yang mengajar, tetapi mungkin banyak yang tidak sama. Bagi mereka ynag tidak sama dengan guru yang mengajar kemungkinan akan sulit menerima dan mengerti pelajaran yang disampaikan gurunya atau mendapat tantangan lebih besar dalam mempelajari materi pembelajaran yang disampaikan. Mereka secara harfiah memproses dunia melalui bahasa yang berbeda dengan anda.   
2.      Analisa Data
Sebelum dilakukan pengujian statistik untuk hipotesis, terlebih dahulu dilakuan prasyarat analisa data. Uji prasyarat analisa data tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
a.      Uji Normalitas
Uji normalitas data nilai ujian mid semester siswa dengan kategori gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.
b.      Uji Homogenitas
C.    Pembahasan






[1]Dokumentasi MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro, 2012
[2] Dokumentasi, Tata Usaha MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro, Dikutip Tanggal 24 Juli 2012