BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Berdasarkan
permasalahan yang diteliti untuk melakuakan studi optimalisasi hasil belajar matematika siswa berdasarkan gaya
belajar yang dimiliki siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI
Kayu Aro, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. penelitian
kuantitatif ini dilakukan dengan noneksperimen, karena pada penelitian ini
peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi pada variabel penelitian.
B.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah “keseluruhan dari objek penelitian yang
dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau
peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian”.[1] Jadi, dapat dikatakan bahwa populasi
merupakan keseluruhan subjek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu
yang hendak diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara
VI Kayu Aro tahun 2012/2013 yang terdiri
dari 2 lokal dengan jumlah siswa sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII MTs
BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro
Kelas
|
Jumlah
Siswa
|
VIII
A
VIII
B
|
30
29
|
Jumlah
|
59
|
(Sumber Data :
Tata Usaha MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro)
2.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.[2]
Sampel dapat diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan memberikan gambaran yang sesuai dengan
sifat populasi yang bersangkutan. Jadi, penelitian hanya dilakukan terhadap
sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh akan digeneralisasikan terhadap
populasi.
Dari populasi seluruh siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP
Nusantara VI Kayu Aro tahun 2012/2013 yang terdiri dari 2 lokal di atas, maka
peneliti nantinya akan mengambil satu kelas sebagai sampel penelitian yang
mewakili dari populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik simple random sampling atau teknik acak sederhana. Teknik
acak sederhana merupkanan teknik penarikan sampel yang paling mudah.
Tahapan yang dilakukan dalam penarikan sampel ini adalah
:
1.
Membentuk kerangka sampel dan kemudian memberi
nomor urut yang ada dalam kerangka sampel.
2.
Memilih unsur yang akan dijadikan
sampel dengan cara undian atau menggunakan tabel angka acak.[3]
Langkah-langkah
yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil sampel dilakukan dengan teknik
sebagai berikut:
a.
Mengumpulkan
data nilai ujian semester genap seluruh siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara
VI Kayu Aro tahun 2011/2012.
b.
Melakukan
uji normalitas populasi yang bertujuan untuk melihat apakah populasi
berdistribusi normal atau tidak, dengan uji liliefors. Dengan menggunakan
hipotesis:
H0 : Populasi berdistribusi Normal
H1 : Populasi tidak berdistribusi Normal
Dengan kriteria H0 ditolak jika L0
> Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal. H0 diterima
jika L0 < Ltabel berarti data berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data populasi dapat dilihat pada
lampiran 2. Hasil perhitungan uji normalitasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji
Normalitas Data Populasi Menggunakan Uji Liliefors
Nilai L
|
Kelas
|
|
VIII A
|
VIII B
|
|
Lhitung (L0)
|
0,1406
|
0,1827
|
Ltabel
|
0,187
|
0,1894
|
Berdasarkan pada tebel tersebut pada taraf nyata α = 0,01
didapatkan L0 < Ltabel maka H0 diterima
berarti data populasi berdistribusi normal.
c.
Melakukan
uji homogenitas variansi untuk melihat apakah populasi mempunyai variansi yang
homogen atau tidak. Uji yang dilakukan adalah uji barlett dengan hipotesis
statistik :
H0 : Kedua Populasi bervariansi homogen, σ12 = σ22
H1 : Kedua Populasi tidak bervariansi homogen,
σ12 ≠ σ22
Dengan kriteria
pengujian H0 ditolak jika X2hitung
> X2tabel berarti data populasi tidak memiliki
variansi yang homogen. H0 diterima jika X2hitung
< X2tabel berati data populasi berdistribusi
bervariansi homogen.
Harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlett dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel
3.3 Harga –Harga yang
Dibutuhkan untuk Uji
Barlett
Sampel Ke
|
Dk
|
1/dk
|
Si2
|
Log Si2
|
(dk)Log Si2
|
1
2
K
|
(n1-1)
(n2-1)
(nk-1)
|
1/(n1-1)
1/(n2-1)
1/(nk-1)
|
S12
S22
Sk2
|
Log S12
Log S22
Log Sk2
|
(n1-1)Log
S12
(n2-1)Log
S22
(nk-1)Log
Sk2
|
Jumlah
|
|
1/
|
-
|
-
|
|
Dari data
dapat dihitung harga-harga yang diperlukan , yaitu:
1). Menghitung
Variasi masing – masing kelompok yaitu
S12,
S22, …,Sk2
2). Menghitung
variansi gabungan dari semua sempel dengan rumus:
3). Menghitung
harga satuan Bartlet dengan rumus :
B=
4). Menghitung
chi-kuadrat engan rumus :
Untuk
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3. Dari perhitungan yang dilakukan
maka diperoleh X2hitung = 1,49 sedangkan X2tabel = 3,84. Ini
berarti X2hitung < X2tabel pada
taraf nyata α = 0,05 sehingga H0 diterima berarti Populasi memiliki
variansi yang sama.
d.
Melakukan Uji Kesamaan Rata – rata
Uji kesamaan rata – rata bertujuan untuk
menguji apakah sampel mempunyai rata – rata yang sama. Uji yang dilakukan dengan menggunakan anava satu arah,
dengan hipotesis berikut :
H0
: Populasi memiliki rata-rata
yang sama, μ1 = μ2
H1
: Populasi memiliki rata-rata
tidak yang sama, μ1 ≠ μ2
Dengan kriteria
pengujian H0 ditolak jika Fhitung < Ftabel
berarti populasi tidak memiliki rata-rata yang sama. H0 diterima
jika Fhitung > Ftabel berati populasi memiliki
rata-rata yang sama.
Langkah-langkah
anava satu arah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1). Data
disusun seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Format Tabulasi Nilai untuk Uji Anava Satu Arah
|
Dari Populasi
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
….
|
k
|
Dari
hasil pengamatan
|
Y11
Y12
Y13
Y1n
1
|
Y21
Y22
Y23
Y2n2
|
Y31
Y32
Y33
Y3n3
|
...
…
…
…
|
Yk1
Yk2
Yk3
Yknk
|
Jumlah
|
j1
|
j2
|
j3
|
...
|
jk
|
Rata-rata
|
|
|
|
…
|
|
2). Menghitung
nilai rata-rata berikut:
a). Jumlah
kuadrat rata-rata dengan rumus :
b). Jumlah
kuadrat antar kelompok dengan rumus :
c). Jumlah
kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
d). Membuat tabel analisis variansi seperti berikut :
Tabel 3.5 Daftar
Analisis Variansi untuk Menguji Hipotesis Kesamaan Rata-rata
Sumber Variansi
|
dk
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Rata-Rata
Antar
Kelompok
Dalam
Kelompok
|
1
k – 1
∑(ni-1)
|
Ry
Ay
Dy
|
R=Ry/1
A=Ay/(k-1)
D=Dy/∑(ni-1)
|
A/D
|
|
|
|
|
|
Untuk perhitungan uji kesamaan rata-rata variansi populasi dapat dilihat
pada lampiran 4. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 0,0558 sedangkan
Ftabel = 4,12 pada taraf nyata α = 0,05 sehingga H0
diterima, berarti populasi memiliki rata-rata variansi yang sama.
e.
Setelah dilakukan pengujian didapatkan
bahwa populasi berdistribusi normal,
homogen dan rata-rata populasinya
bersifat sama maka pengambilan sampel selanjutnya dapat dilakukan secara acak sederhana atau simple random
sampling. Dengan menggunakan cara random ini, memungkinkan
peneliti dapat mengambil sampel dari populasi secara objektif karena setiap
unit yang menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel.
Langkah-langkah
pengambilan sampel yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
1)
Peneliti membuat nama-nama kelas yang
menjadi populasi masing-masing pada sebuah kertas kecil.
2)
Kertas digulung agar nama-nama yang
dituliskan tidak nampak.
3)
Kertas tersebut dimasukan ke dalam
botol.
4)
Setelah itu, diambil salah satu dari
kertas-kertas tersebut.
5)
Kemudian kertas yang telah diambil
tersebut dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Setelah
dilakukan langkah-langkah tersebut, maka penulis mendapatkan kelas VIII A
sebagai sampel dari penelitian yang akan peneliti laksanakan.
C.
Variabel Penelitian dan Jenis Data
1.
Variabel
Variabel adalah karateristik yang akan diobservasi dari
satuan pengamatan. Karakteristik adalah ciri tertentu pada objek yang kita
teliti (kita periksa, kita amati, kita ukur atau kita hitung), yang dapat
membedakan objek tersebut dari objek yang lainnya.[4] Dalam penelitian ini terdapat dua
macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a.
Variabel
Independen (Bebas)
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen (terikat).[5]
Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah gaya belajar yang dimiliki
siswa.
a)
Definisi
operasional: Gaya belajar matematika adalah cara khas yang bersifat konsisten
yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap informasi maupun
pelajaran matematika.
b)
Indikator:
skor angket gaya belajar matematika siswa, yang digunakan untuk mengetahui
kelompok gaya belajar siswa yang terdiri dari kelompok Visual, Auditori dan
Kinestetik.
c)
Skala
Pengukuran: Skala pengukuran yang ditransformasikan ke skala ordinal dengan
kategori yang telah disebutkan, yaitu kelompok Visual, Auditori, dan
kinestetik. Penggolongan gaya belajar matematika siswa didasarkan pada
kecenderungan skor angket gaya belajar siswa pada tipe yang sesuai. Siswa yang
mempunyai skor tertinggi pada salah satu tipe, menunjukan bahwa siswa tergolong
tipe tersebut.
d)
Simbol:
B, dengan kategori, bv, ba, dan bk.
b.
Variabel
Dependen (Terikat)
Variabel
dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen
atau variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar matematika siswa.
a)
Definisi
operasional : Hasil belajar matematika siswa adalah prestasi ranah
kognitif matematika siswa pada proses
pembelajaran.
b)
Indikator:
Nilai tes hasil belajar matematika siswa. Dalam hal ini digunakan nilai hasil ujian siswa pada mid
semester ganjil MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro tahun ajaran 2012/2013.
c)
Skala
pengukuran: skala interval
d)
Simbol:
A, dengan kategori abi, i = v, a dan k
2.
Rancangan
Penelitian
Untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh dua variabel tersebut,
yaitu varibel bebas terhadap
variabel terikat maka penelitian ini menggunakan rancangan berikut :
Tabel 2.6 Rancangan Penelitian
B
A
|
Kelompok
Gaya Belajar
|
||
Visual
(bv)
|
Auditori
(ba)
|
Kinestetik
(bk)
|
|
Hasil
Belajar/
Nilai
Mid Semester Siswa (a)
|
abv
|
aba
|
abk
|
3.
Data
a.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis data kuantitatif yaitu data yang berbentuk nilai dan bilangan. Ditinjau
dari aspek cara memperolehnya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1)
Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian
yaitu nilai angket dan nilai hasil ujian mid semester matematika siswa kelas
VIII A MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro. Data ini digunakan untuk pengujian
hipotesis penelitian.
2)
Data Skunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh dari pihak
sekolah. Data ini meliputi informasi data jumlah siswa dan hasil belajar siswa
matematika kelas VIII secara keseluruhan yang diambil dari nilai rapor
matematika siswa kelas VII pada semester
genap tahun 2011/2012 sebelumnya, serta data-data madrasah yang dibutuhkan
untuk kelengkapan penelitian yang dilaksanakan
b.
Sumber Data
Data-data yang
peneiliti peroleh dan digunakan dalam penelitian ini baik data primer maupun
data skunder, antara lain berasal dari :
1)
Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah
(MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
2)
Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah (MTs)
BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
3)
Guru Bidang Sudi Matematika Madrasah
Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
4)
Wali Kelas kelas baik kelas VIII maupun
wali kelas VII saat tahun 2011/2012.
5)
Siswa-siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
D.
Prosedur
Penelitian
Adapun
langkah – langkah yang dilakukan dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Tahap
Persiapan
a.
Menetapkan
jadwal penelitian, penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro tahun ajaran
2012/2013.
b.
Mempersiapkan
surat izin penelitian, yang dikeluarkan oleh STAIN Kerinci pada tanggal 18
September s/d 18 November 2012. Kemudian disampaikan ke Madrasah
Tsanawiyah (MTs) BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro pada tanggal 20 September 2012 dan mendapat izin dari madrasah pada
tanggal 24 September 2012.
c.
Menentukan
sampel untuk penelitian di kelas VIII yang terdiri dari 2 lokal.
d.
Membuat
kisi-kisi dan membuat angket gaya belajar. (Lampiran 5 dan Lampiran 6)
e.
Melakukan
validasi angket dengan validator yang terdiri dari 1 orang guru bahasa
Indonesia dan 1 orang guru Bimbingan Konsling (Untuk lampiran lembar validasi
angket gaya belajar dapat dilihat pada lampiran 7). Kemudian dilakukan uji coba
angket yang telah divalidasi oleh validator tersebut terhadap kelas lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan kelas sampel (Hasil uji coba angket
dapat dilihat pada lampiran 8).
f.
Melakukan
uji validas dan releabilitas terhadap hasil uji coba angket yang telah
dilakukan.
2.
Tahap
Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan penelitian
ini peneliti memberikan angket kepada kelas sampel. Kemudian penulis
mengumpulkan data nilai ujian mid semester kelas sampel.
3.
Tahap
Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini,
penulis melakukan pengolahan data yang telah terkumpul dan membuat laporan
hasil penelitian.
E.
Instrument
Penelitian
Instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data berupa lembaran
pertanyaan dan tes. Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner atau yang juga dikeanl sebagai angket merupakan
“salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis
melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus
diisi oleh responden”.[6]
Angket atau quosioner ini dibuat dengan beberapa
pertanyaan yang akan diisi oleh reponden yaitu siswa-siswa untuk
mendapatkan informasi dari mereka. Angket ini peneliti gunakan untuk memperoleh
data dan gambaran yang jelas tentang gaya belajar dari siswa yang menjadi
sampel dalam penelitian ini.
Bentuk
kuesioner secara garis besar terdiri dari dua macam, yaitu kuesioner
berstruktur dan kuesioner tidak berstruktur. Kuesioner berstruktur adalah
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihaan jawaban, sehingga responden
hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Bentuk jawaban kuesioner
berstruktur adalah tertutup, artinya pada setiap item sudah tersedia alternatif
jawaban. Kuesioner tidak berstruktur adalah kuesioner yang disusun sedemikian
rupa sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya. Bentuk jawaban
kuesioner tak berstruktur adalah terbuka, artinya setiap item belum terperinci
dengan jelas jawabannya. Kondisi ini akan memungkinkan jawaban reponden yang
sangat beraneka ragam.[7]
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis kuesioner
atau angket yang terstruktur, karena pada angket yang digunakan telah penulis
muatkan alternatif jawaban pada setiap itemnya. Alternatif jawaban angket yang
peneliti sediakan terdiri dari 2 kategori, yakni “Ya” dan “Tidak” untuk 3 aspek
gaya belajar. Pemberian skor pada jawaban sampel penelitian diberikan bobot
nilai 0 hingga 1 yang disesuaikan dengan kriteria penskoran yang ditujukan pada
tabel berikut :
Tabel 2.7 Kriteria Skor Instrumen Gaya Belajar
Pilihan Jawaban
|
Pernyataan Positif
|
Pernyataan Negatif
|
Ya
|
1
|
0
|
Tidak
|
0
|
1
|
Jumlah jawaban yang terbesar dari ketiga kategori
gaya belajar tersebut menunjukkan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
Untuk dapat
mengetahui apakah
angket yang akan digunakan maka terlebih dahulu harus dilakukan uji
keterandalan instrumen. Uji keterandalan instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrument penelitian
dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur serta untuk
memperoleh validitas dan realiabilitas
dari instrument yang telah disusun sebagai berikut :
1.
Uji
Validitas Angket
Angket atau kuesioner yang digunakan dapat dikatakan
valid apabila angket tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur.
Dalam instrumen ini peneliti menggunakan uji validitas faktor dan uji validitas
butir angket. Untuk pengujian validitas faktor angket peneliti menggunakan rumus :
Keterangan:
rxy :
koefisien antara variabel x dan variabel y
∑xy : jumlah hasil perkalian antara x dan
y
x :
skor perolehan butir angket tertentu
y :
skor total
N :
jumlah soal
Berdasarkan tabel korelasi produk momen jika rhitung
> rtabel berarti faktor angket valid, dan jika rhitung < rtabel berati faktor
angket tidak valid. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran . Dari
hasil perhitungan diperoleh untuk kategori visual rhitung = 0,768
dan kategori audotorial rhitung = 1,032 serta kategori kinestetik rhitung
= 0,691. Sedangkan rtabel = 0,470 pada derajat kebebasan (db) = n –
2 = 27 dan taraf kepercayaan 99%. Karena dari ketiga faktor tersebut rhitung
> rtabel maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kategori faktor
gaya belajar tersebut valid.
Kemudian setelah didapatkan faktor angket tersebut valid
maka dilakukan uji validitas butir terhadap angket yang telah dibuat, untuk
menguji validitas butir ketiga faktor angket tersebut peneliti menggunakan
rumus :
Setelah
didapatkan nilai rhitung kemudian dilakukan uji t satu ujung dengan
rumus :
Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran . Dari hasil
perhitungan uji validitas butir angket diperoleh untuk butir 2, 6, 8, 16, , 32,
dan 34 tidak valid dan selebihnya valid pada taraf kepercayaan (df) = 0,10. Untuk
keseimbangan angket karena untuk kategori visual 10 butir yang valid maka untuk
kategori auditorial dan kinestetik juga dibutuhkan 10 butir angket. Sehingga
penulis memperbaiki masing-masing 1 butir angket pada kategori visual yang
memiliki thitung lebih tinggi
yaitu butir angket nomor 32 dan mengeliminasi 1 butir angket pada kategori kinestetik
yang memiliki nilai thitung lebih terendah yaitu butir angket nomor
5.
2.
Uji
Reabilitas
Angket
Untuk
menentukan reabilitas angket yang akan digunakan peneliti menggunakan koefisien
alfa dari Cronbach dengan rumus :
Keterangan:
r11 :
reabilitas angket
n : jumlah
butir angket
σi : proporsi butir angket dijawab “Ya”
σt :
proporsi total butir angket
Soal tes dikatakan reabilitas apabila koefisiennya lebih
dari rtabel, harga ktitis product
momen criteria adalah:
r11 ≤ 0,20 =
reabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 ≤ 0,40 = reabilitas rendah
0,40 ≤ r11 ≤
0,60 = reabilitas sedang
0,60 ≤ r11 ≤ 1,00 = reabilitas tinggi
Untuk hasil pengujian reabilitas angket
dapat dilihat pada lampiran . Dari hasil pengujian tersebut diperoleh rhitung
= 0,4658 sedangkan rtabel = 0,381. Berdasarkan hasil tersebut rhitung
> rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen angket angket
gaya belajar realiabel.
F.
Teknik Analisis Data
1. Uji
Normalitas
Untuk menguji kenormalan data digunakan uji
Liliefors yang langkah- langkah sebagai berikut :
a. Mengurutkan
data terkecil sampai data terbesar (x1, x2, x3,…,
xn)
b. Data
(x1, x2, x3,…, xn) dijadikan
bilangan baku dengan menggunakan rumus :
Dimana :
x1 = Skor
dari tiap siswa.
S =
Simpangan baku.
c. Untuk
tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku
dihitung peluang F (Zi ) = P ( Z ≤Zi ).
d. Selanjutnya
dihitung proposisi Z1, Z2, Z3,…, Zn
yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proposisi ini dinyatakan
oleh S ( Zi ), maka
e. Hitung
selisih F ( Zi ) – S ( Zi ) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
f. Ambil
harga yang paling besar diantara harga–harga mutlak selilsih F(Zi) –
S( Zi ). Sebutlah harga terbesar ini Lo.
g. Pada
taraf signifikan 0,05 dan berdistribusi normal, jika Lo<Ltabel,
begitu pula sebaliknya Lo>Ltabel maka data berdistribusi normal.
2.
Uji Homogenitas
Untuk
menentukan apakah kelompok data mempunyai varians yang homogen, maka dilakukan
uji homogenitas dengan menggunakan rumus:
a. Mencari
varians masing–masing kelompok data kemudian dihitung harga F dengan rumus :
F =
b. Jika
harga F telah ditemukan, maka harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga Ftabel
Kriteria
pengujian adalah terima hipotesis H0 jika :
Fhitung<Ftabel : Variansi nilai yang dibandingkan homogen
Fhitung
<Ftabel : Variansi
nilai yang dibandingkan tidak homogen
3.
Uji Hipotesa
Untuk
pengujian hipotesis digunakan analisis variansi satu arah (One way ANAVA). Karena pada penelitian ini analisis
perbedaannya dilakukan terhadap tiga pihak. Dalam hal ini yang akan
di uji adalah :
H0 : μV = μA = μK
H1 : Paling sedikit salah satu tanda
berbeda.
Dengan prosedur sebagai berikut:
1) Table persiapan
Statistik
|
Visual
|
Auditori
|
Kinestetik
|
Total
(T)
|
N
|
Nv
|
Na
|
Nk
|
ΣNT
|
ΣX
|
ΣXv
|
ΣXa
|
ΣXk
|
ΣXT
|
ΣX2
|
ΣXv2
|
ΣXa2
|
ΣXk2
|
ΣXT2
|
|
|
|
|
|
2) Table ringkasan ANAVA satu arah
Sumber Varians (SV)
|
Jumlah Kuadrat (JK)
|
Derajat Kuadrat (DK)
|
Rentang Kuadrat (RK)
|
F
|
Antar
kolom (a)
|
JKa
|
dba
|
RKa
|
|
Residu
(d)
|
JKd
|
dbd
|
RKd
|
|
Total
(T)
|
JKT
|
-
|
|
|
3) Menentukan Ftabel
Ftabel = F(α)
(dba/dbd)
4) Menguji Hipotesis
Krikteria pengujian, jika Fhitung
> Ftabel, H0 ditolak dan jika Fhitung <
Ftabel, H0 diterima.
2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) BPHBPI PTP Nusantara
VI Kayu Aro di Semester I (ganjil) tahun ajaran 2012/2013.
[2] Bambang Prasettyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), cet. Ke-5, h.119
[4] Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan
Jalur dalam Penelitian, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), cet. ke-1, h.13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Swasta BPHBPI Nusantara VI Kayu
Aro
1.
Histori
Sekitar tahun 1969 di PTP Nusantara belum ada organisasi yang berdiri,
sehingga kegiatan Islam pada waktu itu sedang berkembang di Kayu Aro. Maka untuk
menghadapi hal demikian para karyawan yang sedikit memahami tentang Islam dan
keberadaannya, mengadakan rapat yang bertempat di Masjid Raya yang sekarang
ditukar bentuknya untuk dijadikan MTs BPHBPI Nusantara VI Kayu Aro.
Untuk memenuhi hasrat dan aspirasi masyarakat Kayu Aro khususnya umat Islam
tentang adanya wadah/lembaga pendidikan formal yang bercirikan Islam, maka pada
tahun 1991 atas prakarsa dari BPHBPI PTP Nusantara VI Kebun Kayu Aro beserta
pula alim ulama dan tokoh masyarakat yang berada di Kecamatan Kayu Aro. Dengan
pengurus sebagai berikut: Bapak Ir. Hasan Basri sebagai Pembina, Bapak Ir.
Djiman sebagai Ketua Umum, dan Bapak Slamet Ridwan sebagai Sekretaris.
Dengan tujuan
untuk menampung anak-anak lulusan sekolah dasar yang berada di Kecamatan Kayu
Aro, agar dapat dididik menjadi generasi yang berilmu, beriman, bertakwa dan
berakhlakul karimah untuk kepentingan kehidupan di dunia maupun di akhirat, dan
juga siap menghadapi segala tantangan dan ikut maju dalam sebuah perubahan.
Semenjak
berdirinya tahun 1991 sampai tahun 2007 MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro telah
menghasilkan lulusan yang banyak diterima di MA, SMA, SMK dan Pondok Pesantren
baik yang ada di Sumatera maupun Jawa.Dengan kemajuan dari tahun ke tahun
Kanwil Depag Provinsi Jambi meningkatkan statusnya dari “terdaftar” kepada “diakui”
dan tahun 2005 Kanwil Depag Provinsi Jambi memberikan Piagam Akreditasi.
Pada tahun
pembelajaran 2004/2005 MTs.S BPHBPI merintis berdirinya TK Islam/RA An-Nur dan
pada tahun 2007/2008 merintis berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang
tamatannya nanti diharapkan menjadi cikal bakal ke MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu
Aro. Adapun sistem pengelolaan dan proses
belajar mengajar adalah satu atap.
Untuk memberi gambaran yang memadai tentang profil MTs.S BPHBPI PTP N VI
Kayu Aro, arah dan kebijakannya perlu kiranya diberi penjelasan sebagai
berikut:
a. Visi
Dalam rangka menyiapkan generasi muslim
yang cerdas, berkualitas dan mandiri sebagai kader-kader dakwah dan menerapkan
manajemen dan pendidikan Islam terpadu dalam suasana konduktif bermakna dan
menyenangkan dan menjalin hubungan kemitraan.
b. Misi
a. Menerapkan manajemen terpadu
b. Menerapkan pendidikan Islam terpadu dan
KTSP yang mendorong kreativitas dan kemandirian.
c. Menyiapkan kader-kader dakwah.
d. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan
kerjasama dan kekeluargaan.
e. Mengembangkan potensi-potensi yang dapat
digunakan sebagai sumber dana.
Selaras dengan perannya sebagai salah satu wadah pendidikan, maka tujuan
pendidikan MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro dirancang sebagai sebuah sarana yang
ikut berperan serta membantu masyarakat memberikan layanan pendidikan agar
putra-putri mereka memiliki kemampuan belajar, kemampuan hidup dan kemampuan
berkomunikasi baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat Negara
dan dunia.
2. Letak Geografis
MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro terletak di desa Bedeng Delapan (VIII) Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi atau lebih jelasnya
sekitar 35 km sebelah barat Ibu Kota Kabupaten Kerinci yaitu Sungai Penuh.
Secara geografis MTs.S BPHBPI PTP N VI kayu Aro merupakan daerah yang strategis
dari segala transportasi.
Keadaan iklim: “ Daerah kayu Aro curah hujan rata-rata 2000-2200
mm/tahun, dengan perbandingan hari hujan pertahun rata-rata 200 hari. Suhu
antara 17-23 derajat Celcius dengan suhu minimum mencapai 5 derajat celcius
kelembaban nisbi antara 10-15%.
3. Struktur Organisasi
Pelaksanaan pendidikan dalam organisasi terdapat adanya tugas dan
wewenang serta tanggung jawab secara terperinci menurut bidang-bidangnya
masing-masing, sehingga dengan demikian diharapkan tidak ada lagi yang saling
melemparkan tanggung jawab dan tugas yang mana hal ini dapat menanggung dan
menghambat bagi kelancaran tercapainya efektifitas dan produktivitas
pembelajaran.
Sebagaimana diketahui bahwa MTs.S BPHBPI
PTP N VI Kayu Aro. Merupakan lembaga pendidikan formal yang menjalankan
berbagai macam kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan dan produktivitas pembelajaran yang
diinginkan sukses dan lancarnya penyelenggaraan pendidikan sangat dipengaruhi
oleh struktur organisasi dan pembagian tugas secara profesional di sekolah yang
bersangkutan.
Oleh sebab itu MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu
Aro sebagai lembaga pendidikan formal telah memiliki struktur organisasi yang
baik yang terdiri dari 1 ketua yayasan, 1 kepala madrasah, dibantu oleh 1 orang
wakil kepala madrasah bidang akademik, 1 orang wakil kepala madrasah bidang
kesiswaan, 4 orang pegawai serta guru-guru.
Bagan
Ketua
Yayasan
Widjonarto
Komite Kepala Madrasah Seksi Pendidik an
Indra Utama Suparman, S.Ag, M.Pdi Yogi
Sudarsono
Kaur TU
Hevy Zarmaini
Waka Akademik Waka
Kesiswaan Kepegawaian
Pelayanan
Edi Litianto, ST Apri Atmono, S.PdI Heriyanto,S.Kom Acep
Kesiswaan
Pembina Osis Pembina
Pramuka Pustakawan Petugas
BK
Edi Sutiono, S.Pd Achsan
Chakim
Panijah, A.Md Rahman,S.sos
Wali Kelas
IA IB IC IIA IIB IIC
III
Dwi Astuti Bekti, RS Riska,S.Hi Komar Edi Panijah Masngud
Tenaga
Pendidik -----
Peserta Didik -----
Kelancaran
dalam suatu kegiatan pendidikan pada umumnya ditentukan oleh kualitas dari
personil yang ada, karena itu masing-masing personil harus bertanggung jawab
pada tugasnya, dalam operasionalnya dapat dilihat pada penjabarannya sebagai
berikut:
a. Kepala Madrasah
Berfungsi sebagai pemimpin, mempunyai tugas
menyusun perencanaan pengorganisasian kegiatan, mengarahkan kegiatan,
mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi
terhadap kegiatan, menentukan kebijaksanaan, mengadakan rapat, mengambil
keputusan, mengatur proses mengajar, mengatur administrasi, mengatur hubungan
sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha.
Fungsi administrasi mempunyai tugas
menyelenggarkan administrasi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, kurikulum, kesiswaan, kantor kepegawaian, dan keuangan.
Fungsi sebagai supervisor bertugas
menyelenggarakan supervisi mengenai kegiatan belajar mengajar, kegiatan
bimbingan konseling, kegiatan ekstra kurikulum, kegiatan ketatausahaan,
kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha.
Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
beberapa wakil kepala madrasah diantaranya: wakil kepala madrasah bagian akademik, wakil kepala madrasah bidang kesiswaan.
b. Wakil Kepala Madrasah Bidang Akademik
Wakil kepala madrasah bidang akademik adalah orang yang diberi wewenang oleh kepala madrasah untuk membantu
tugas dalam mengatur berlangsungnya proses belajar mengajar di madrasah.
Wakil kepala madrasah bagian akademikmempunyai tugas antara lain sebagai berikut:
a. Membantu kepala madrasah dalam kegiatan
menyusun program pengajaran.
b. Membantu tugas guru dan jadwal pelajaran.
c. Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan
umum serta ujian akhir.
d. Menerapkan kriteria naik atau tidak naik
dan kriteria kelulusan siswa.
e. Mengatur jadwal penerimaan rapor
f. Mengkoordinasikan dan mengarahkan
penyusunan satu pembelajaran
g. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran
h. Membina kegiatan pembelajaran guru dan
melaksanakan pemilihan guru teladan, membina kegiatan lomba-lomba bidang
akademis
i.
Menyediakan buku belajar siswa
j.
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bidang kurikulum.
Tabel 1
Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro
No
|
Komponen
|
VII
|
VII
|
IX
|
|
Mata Pelajaran
|
|||||
1
|
Pendidikan Agama Islam
|
4
|
4
|
4
|
|
2
|
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
|
4
|
Bahasa Arab
|
2
|
2
|
2
|
|
5
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
|
6
|
Matematika
|
4
|
4
|
4
|
|
7
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
|
8
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
|
9
|
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
|
10
|
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
|
11
|
Keterampilan/TK
|
-
|
2
|
2
|
|
12
|
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
|
13
|
Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
|
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
|
Keterangan:
Pendidikan Agama terdiri dari Alqur’an,
Aqidah Akhlak, fiqh dam SKI
TABEL 2
Kegiatan
Mingguan MTs BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro
No
|
Hari
|
Kegiatan
|
1
|
Senin
|
1. Upacara Bendera
2. Kultum
3. Shalat
Zhuhur Berjamaah
|
2
|
Selasa
|
1. Tartil Qur’an
2. Shalat Zhuhur Berjamaah
3. Belajar Qasidah, Nasyid dan Shalawat
|
3
|
Rabu
|
1. Shalat Zhuhur Berjamaah
2. Belajar Pidato
|
4
|
Kamis
|
1. Membaca Ayat-ayat Pendek
2. Prakter Komputer
3. Shalat Zhuhur Berjamaah
|
5
|
Jum’at
|
1. Membersihkan Lingkungan
2. Membaca Hadits-hadits
3. Latihan Pramuka dan PMR
|
6
|
Sabtu
|
1. Senam Kesegaran Jasmani
2. Latihan Upacara Bendera
|
7
|
Minggu
|
1. Latihan Bela Diri
2. Belajar Tajwid
3. Belajar Kaligrafi
|
c. Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan
Wakil kepala madrasah bidang kesiswaan
adalah orang yang diberi wewenang oleh kepala madrasah untuk membantu tugasnya
dalam mengatur, membina, mengkoordinasi para siswa.Mengkoordinasi pembinaan
siswa dalam mengembangkan bakat, serta kegiatan siswa lainnya (seni budaya, dan
olahraga).Pembinaan usaha pengembangan daya penalaran siswa yang diprogramkan
oleh wakil kepala madrasah bidang kurikulum.
Pembinaan usaha kesejahteraan siswa serta
usaha bimbingan dan penyuluhan bagi siswa.Pembinaan kerjasama dengan semua
pihak di bidang kesiswaan, pengabdian kepada masyarakat dan usaha
penunjangnya.Pembinaan iklim sekolah dalam membina kesatuan dan persatuan
bangsa berdasarkan Islam, Pancasila dan
UUD 1945.Penyiapan rencana pembinaan dan pelayanan dibidang kesiswaan dan
alumni. Pelaksanaan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan
penyusunan laporan.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan
fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan
berjalan atau tidaknya suatu proses pembelajaran yang ada pada sebuah lembaga pendidikan.
Hal ini
dikarenakan tanpa adanya sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, maka
kegiatan pendidikan akan berjalan.
TABEL 3
Fasilitas Fisik
Bangunan MTs.S BPHBPI PTP Nusantara VI
Kayu Aro
No
|
Jenis
|
Jumlah
|
1
|
Ruang Belajar
|
6 Buah
|
2
|
Ruang
Kepala Madrasah
|
1 Buah
|
3
|
Ruang Guru
|
1 Buah
|
4
|
Ruang Kaur TU
|
1 Buah
|
5
|
Ruang Pegawai TU
|
_
|
6
|
Ruang Perpustakaan
|
_
|
7
|
Laboratorium Bahasa dan IPA
|
_
|
8
|
Ruang BK
|
_
|
9
|
Ruang UKM/UKS
|
1 Buah
|
10
|
Ruang Osim
|
1 Buah
|
11
|
Ruang Pramuka
|
1 Buah
|
12
|
Mushala
|
1 Buah
|
13
|
Gedung Keterampilan Tata Busana
|
_
|
14
|
Kantin
|
_
|
15
|
Water Closes/WC
|
1 Buah
|
|
|
|
TABEL 4
Luas Tanah
MTs.S BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro
No
|
Jenis
|
Luas
|
1
|
Luas Bangunan
|
698 m
|
2
|
Luas Halaman
|
_
|
3
|
Luas Kebun
|
560 m
|
4
|
Luas Jalan Madrasah
|
_
|
5
|
Luas Jalan Setapak
|
599 m
|
6
|
Luas Perkarangan Lainnya
|
1.080 m
|
|
Jumlah
|
2.240 m
|
TABEL 5
Jumlah
Ruangan dan Kondisi MTs.S BPHBPI PTP Nusantara VI Kayu Aro
Jenis Ruangan
|
Jumlah Ruangan
|
Luas
M2
|
Kondisi Ruangan
|
Ket
|
||
B
|
RR
|
RB
|
||||
R. Teori
|
9
|
462
|
7
|
2
|
_
|
|
R. Praktek
|
_
|
_
|
_
|
_
|
_
|
|
R. Labor IPA
|
_
|
_
|
_
|
_
|
_
|
|
R. Pustaka
|
_
|
_
|
_
|
_
|
_
|
|
Tabel 6
Jumlah
Ruangan dan Kondisi MTs BPHBPI
PTP Nusantara VI Kayu Aro
Nama
Alat/Bahan
|
Volume
|
Kondisi Ruangan
|
Ket
|
|||
Baik
|
RR
|
RB
|
||||
Meja Kursi Siswa
|
130 Set
|
60
|
20
|
50
|
|
|
Meja Kursi Guru
|
15 Set
|
15
|
_
|
_
|
|
|
Lemari Kelas
|
7 Buah
|
4
|
3
|
_
|
|
|
Papan Absen
|
7 Buah
|
3
|
4
|
_
|
|
|
Tonggak Bendera
|
7 Buah
|
7
|
_
|
_
|
|
|
Tempat Sampah
|
7 Buah
|
2
|
_
|
5
|
|
|
Tabel 7
Jumlah Buku
Pelajaran MTs BPHBPI
PTP Nusantara VI Kayu Aro
Jenis Buku
|
Jumlah
(Eksp)
|
Kondisi Ruangan (Jmlh Rg)
|
Ket
|
||
B
|
KR
|
RB
|
|||
Buku Paket
|
191
|
90
|
101
|
_
|
|
Buku Penunjung
|
158
|
100
|
58
|
_
|
|
Buku Fiksi
|
_
|
_
|
_
|
_
|
|
5. Keadaan Guru, Tata Usaha dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Guru adalah sebagai sumber pengetahuan bagi peserta didiknya dan sekaligus
sebagai sumber pengalaman dan ilmu pengetahuan.
Oleh sebab itu, pembelajar atau
guru memegang peranan yang sangat penting pada lembaga pendidikan, sebab guru
adalah orang yang terlibat langsung dalam proses interaksi disetiap kegiatan
pembelajaran untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya. Dengan demikian guru adalah orang yang
mempunyai tanggung jawab yang sangat besar sekaligus sebagai penuntut dan ujung
tombak tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Berdasarkan data dokumentasi, tenaga pengajar MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu
Aro berjumlah 17 orang.Pada umumnya masing-masing guru atau
pembelajar memiliki latar belakang baik kehidupan dan pendidikan yang berbeda
sesuai dengan keahlian dan disiplin ilmu yang dimilikinya.
Di MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro
tersebut disamping murid diberikan materi pelajaran yang sifatnya kurikuler
murid juga diberikan pelajaran tambahan yang sifatnya ektrakulikuler dengan
guru-guru Pembina masing-masing
b. Keadaan Tata Usaha
Tata usaha madrasah mempunyai tugas
melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada madrasah
meliputi kegiatan penyusunan program tata usaha sekolah pengurus administrasi
pegawai, guru dan siswa.Pengelola keuangan sekolah, pembinaan, dan pengembangan
karir pegawai tata usaha sekolah, penyusun administrasi, perlengkapan sekolah,
penyusun dan pengkajiandata/statistik
sekolah mengkoordinasikan, penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan,
pengurusan ketatausahaan secara berkala.
Dengan adanya pembagian tugas segala bidang
kegiatan serta dilaksanakan pembinaan dengan baik, maka akan dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
Dari gambar penjelasan struktur organisasi
di atas, bahwa MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro telah berjalan dengan lancar,
walaupun masih dalam pembinaan terus-menerus.
c. Keadaan Siswa
Siswa-siswi atau dalam dunia pembelajaran
disebut peeserta didik adalah manusia-manusia yang memiliki
fitrah atau potensi-potensi yang perlu dikembangkan.Siswa-siswi yang ada dalam
suatu lingkungan sekolah pastilah memiliki latar belakang keluarga maupun
psikologis.
Adapun jumlah siswa-siswi MTs.S BPHBPI PTP
N VI Kayu Aro berjumlah siswa terdiri
dari 7 kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 2 kelompok
belajar, jadi kelompok belajar semuanya berjumlah 6 kelompok.
Siswa merupakan salah satu faktor
pendidikan yang menjadi objek dan subjek utama dalam suatu pembelajaran.
Seorang siswa akan mampu menjalankan aktivitas pembelajaran. Seorang siswa akan
mampu menjalankan aktivitas pembelajaran dengan baik apabila didukung
sepenuhnya oleh keinginan dan kondisi orangtuanya.
TABEL 9
Keadaan Siswa MTs BPHBPI PTP Nusantara
VI Kayu Aro.[2]
NO
|
KELAS
|
SISWA
|
JUMLAH
|
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
|||
1
|
VII A
|
13
|
17
|
30
|
2
|
VII B
|
12
|
18
|
30
|
3
|
VII C
|
13
|
15
|
28
|
4
|
VIII A
|
12
|
18
|
30
|
5
|
VIII B
|
12
|
17
|
29
|
6
|
IX A
|
12
|
18
|
30
|
7
|
IX B
|
22
|
8
|
30
|
|
|
96
|
111
|
207
|
B.
Hasil
Penelitian
1.
Deskripsi
Data
Penelitian
ini dilakukan dari tanggal 18 September sampai dengan 18 November 2012.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manakah hasil belajar matematika
siswa yang lebih optimal berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa di
Madrasah Tsanawiyah BPHBPI PTP Nusantara IV Kayu Aro, apakah terdapat pengaruh
yang berbeda antara gaya belajar siswa visual, auditorial dan kenistetik terhadap
hasil belajar matematika yang diperoleh oleh kelompok siswa tersebut.
a.
Data
Angket Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa
b.
Observasi
Kegiatan Pembelajaran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
kita semua mempunyai kecenderungan modalitas, guru juga memiliki kecenderungan modalitas
mengajar yang biasanya sama dengan gaya belajar yang dimiliki oleh guru
tersebut. Jika guru tersebut seorang yang cenderung pembelajar visual misalnya,
maka beliau cenderung akan menjadi guru yang visual pula. Hal itu terjadi
secara alamiah. Tetapi tidak demikian dengan siswa-siswa di kelas. Sebagian
mungkin memiliki modalitas yang sama dengan guru yang mengajar, tetapi mungkin
banyak yang tidak sama. Bagi mereka ynag tidak sama dengan guru yang mengajar
kemungkinan akan sulit menerima dan mengerti pelajaran yang disampaikan gurunya
atau mendapat tantangan lebih besar dalam mempelajari materi pembelajaran yang
disampaikan. Mereka secara harfiah memproses dunia melalui bahasa yang berbeda
dengan anda.
2.
Analisa
Data
Sebelum
dilakukan pengujian statistik untuk hipotesis, terlebih dahulu dilakuan
prasyarat analisa data. Uji prasyarat analisa data tersebut meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas.
a.
Uji
Normalitas
Uji
normalitas data nilai ujian mid semester siswa dengan kategori gaya belajar
visual, auditorial dan kinestetik dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.
b.
Uji
Homogenitas
C.
Pembahasan
[1]Dokumentasi MTs.S BPHBPI PTP N VI Kayu Aro, 2012
[2] Dokumentasi, Tata Usaha MTs.S
BPHBPI PTP N VI Kayu Aro, Dikutip Tanggal 24 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar