PARTHENOGENESIS
DAN KELAINAN PEMBUAHAN
A.
Pengertian
Partenogenesis
adalah bentuk reproduksi aseksual
di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses
fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu daun,
lebah,
kutu air,
dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Komodo
dan hiu ternyata juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan
beberapa genera ikan, amfibi, dan reptil - yang telah menunjukkan bentuk
reproduksi aseksual yang berbeda.
Dalam
sumber lain namun memiliki arti dan tujuan yang sama Parthenogenesis pada hewan
adalah proses dimana hewan betina mampu bertelur & menghasilkan keturunan
tanpa pembuahan dari hewan jantan. Parthenogenesis jarang terjadi pada hewan
bertulang belakang atau vertebrata dan belum pernah terjadi pada spesies
Rhacodactylus.
B.
Mekanisme
Parthenogenesis
Sebagaimana
dijelaskan dalam pengertian di atas bahwa parthenogenesi merupakan suatu
peroses perkembangbiakan Aseksual pada suatu mahluk hidup, yang mana individu
betina tidak membutuhkan pembuahan dari pada hewan jantan, akan tetapi
parthenogenesis hanya terjadi pada hewan-hewan tertentu yang biasanya
berdasarkan faktor keturunan dan pola hidup. Sebagaimana terjadi pada seekor
Komodo di suatu penakaran di LONDON/INGGRIS.
Komodo
tersebut mampu memproduksi 4 butir telur awal tahun kemarin sedangkan komodo
betina tadi ngga pernah ‘berhubungan’ dengan komodo jantan selama kurang lebih
2 tahun. Tapi komodo betina juga bisa menghasilkan telurnya melalui proses
perkawinannya dengan komodo jantan, dalam arti melalui perkawinan yang normal-normal
saja. Sekedar info, masa mengerami komodo berjangka waktu sekitar 7 hingga 9
bulan, Hampir sama kaya manusia ya?
Berdasarkan
riset para ilmuwan, karena hewan-hewan ini di berada di penangkaran selama bertahun-tahun
tanpa mendapat akses untuk berhubungan dengan pejantannya, mereka jadi bisa
ber-reproduksi secara parthenogenetic. Tapi kemampuan untuk mereproduksi
parthenogenetically ini jelas kemampuan turun temurun. Komodo betina mampu
memanfaatkan kemampuannya untuk bereproduksi tanpa hubungan seksual
ketika, misalnya aja, dia terdampar sendirian di sebuah pulau tanpa ada komodo
jantan untuk membantunya berkembang biak.
Adapun
Yang lebih menarik lagi, karena proses genetika ini, telur-telur komodo parthenogenetic
bisa dipastikan akan selalu menetaskan bayi komodo yang berjenis kelamin
jantan. Ini bisa dibuktikan dengan komodo betina yang memiliki satu
kromosom W dan satu kromosom Z, sedangkan komodo jantan memiliki dua
kromosom Z. Telur dari komodo betina membawa satu kromosom, baik kromosom Z
atau W, dan ketika proses partenogenesis terjadi, baik kromosom Z atau W akan
diduplikasi, hal ini menyebabkan telur jadi berkromosom WW atau ZZ. Telur
berkromosom WW ngga bisa hidup, tetapi telur yang memiliki kromosom ZZ
bisa berkembang dan ini berarti menghasilkan bayi komodo jantan.
Setelah
melalui proses parthenogenesis, komodo betina yang diberi kesempatan kawin
dengan komodo jantan juga akan bisa kembali menghasilkan telurnya melalui
proses perkawinan yang normal dengan komodo jantan, dan bisa membangun sebuiah
koloni baru. Para peneliti mengatakan untuk memastikan keragaman genetik Komodo
yang dipelihara di penangkaran, kebun binatang mungkin harus menempatkan komodo
jantan dan betina untuk menghindari reproduksi aseksual yang hanya menghasilkan
bayi komodo jantan.
Mekanisme Parthenogenesis
C.
Contoh Parthenogenesis
v
KOMODO,
Hanya ada sekitar 4.000 ekor komodo
di alam liar yang hanya bisa ditemukan di tiga pulau di Indonesia: Pulau
Komodo, Flores dan Rinca. Komodo jantan yang udah dewasa bisa tumbuh sampai
sepanjang 3 meter dan beratnya bisa mencapai 90 kg, itulah yang bikin mereka
dapat julukan sebagai ‘kadal terbesar di bumi’. Binatang ini sangat menarik
untuk dipelajari, karena mereka sangat unik.Referensi hasil penelitian juga ada
yang menunjukkan fakta bahwa Megalania – kerabat dekat dari Komodo yang sudah
punah juga berbisa. Oleh karena itu sepertinya komodo akan menjadi binatang
berbisa terbesar yang pernah hidup.
Fakta
menarik lainnya, kadal terbesar di dunia ini melakukan proses parthenogenesis..
Nah lhoo, apaan lagi nih? Proses parthenogenesis itu adalah sebuah
proses dimana dia mampu melahirkan telur2nya tanpa ada kontak dari jantannya.
Keren ngga tuh..! Udah ada serangkaian tes yang menunjukkan kalo komodo betina
bisa mengembangkan sel telurnya tanpa dibuahi sperma komodo jantan.
Salah satu bukti nyata adalah
seekor komodo yang dipelihara di kebun binatang Chester di Inggris. Komodo
tersebut belum pernah dijadikan satu atau melakukan perkawinan dengan jantannya
tapi dia bisa menelurkan 11 telur di awal tahun ini, tapi sayangnya, 3 di
antaranya membusuk. Para ahli bilang sih telur2 tadi hasil dari reproduksi
aseksual.
v
GECKO
Beberapa waktu yang lalu seorang penghobi
bernama Favazza mengatakan telah menyaksikan Caledonian Giant Geckos yang
dipeliharanya melahirkan untuk yang ketiga kalinya tanpa adanya ‘campur tangan’
gecko jantan. Favazza membeli 2 ekor gecko R. l. henkeli betina
itu dari ahli gecko yang bernama Philippe de Vosjoli pada tahun 2006. Favazza
mengatakan setelah kedua gecko peliharaannya mulai menghasilkan telur dengan
embrio yang tumbuh sebagian atau tumbuh sepenuhnya, dia mengirimkan foto
geckonya ke de Vosjoli untuk memastikan keduanya betina. Favazza menyatakan
kedua gecko miliknya tidak pernah memiliki ‘kontak’ dengan hewan lain.
Favazza
mengatakan geckonya sudah memproduksi kira kira 15 embryo dari 18 kumpulan
telur dan selain itu, kumpulan telur yang lain masih dalam inkubasi. Favazza
percaya kalau kedua geckonya betina & mengalami proses parthenogenesis
karena jumlah hari yang diperlukan untuk mengeluarkan kumpulan telur mereka
terlalu kecil jika dihasilkan dari gecko yang sama. Periode normal antara tiap
kumpulan biasanya antara 5 hingga 7 minggu. Sedangkan sebelumnya, telur telur
yang dihasilkan hanya terpisah jarak 11 hari.
Favazza
menyatakan bahwa tanggal 7 Juli 2009, bayi pertama yang menetas keluar dari
kumpulan telur salah satu gecko Nuu Ana New Caledonian-nya. Dia percaya bayi
gecko ini juga akan mengalami proses parthenongenesis seperti induknya jika
sudah mencapai umur 2 tahun.
Keturunan
yang dihasilkan dari parthenogenesis secara genetic sama dengan induknya.
Favazza ingin lebih memperjelas penemuannya dengan melakukan test DNA. Tapi
proses ini memerlukan waktu yang lama & biaya yang tidak sedikit. Dia cukup
puas dengan bukti yang dipegangnya sekarang dan percaya suatu saat nanti akan
muncul gecko lain yang bertelur secara parthenogenesis dan akan membuat
parthenogenesis pada Nuu Anas bisa diterima oleh orang lain yang tidak percaya.
Favazza
berharap di masa depan akan ada lebih banyak lagi keturunan gecko yang
dihasilkan secara parthenogenetik. Favazza mengatakan banyak embrio yang tidak
bisa bertahan karena sepertinya mereka berkembang melebihi ukuran cangkang
telurnya. Untuk meningkatkan kesempatan hidup telur telur geckonya, Favazza
bereksperimendengan suhu & media inkubasi yang berbeda beda. Suhu yang
lebih tinggi menyebabkan embryo untuk tumbuh lebih cepat, dan karena itu lebih
baik menetas dengan tubuh yang lebih kecil dariapada tumbuh besar saat masih
dalam telur.
D.
Kelainan Pembuahan
Fertilisasi
atau pembuahan merupakan suatu peroses bertemunya sel sperma dan ovum dalam
tuba palopi untuk berkembang menjadi zigot dan tahapan selanjutnya akan
berakhir menjadi individu baru. Namun dalam perkembanganya dapat mengalami
gangguan baik yang disebabkan dari luar maupun dalam induknya, ataupun oleh
sebab-sebab lain.
Adapun
contoh kelainan pembuahan antara lain :
A.Hamil Anggur
Merupakan kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang
terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin”, sehingga terbentuk
jaringan permukaan membran (vili) mirip gerombolan buah anggur. Merupakan hamil yang tidak ada bayinya. Sebenarnya
ada 2 tipe, ada yang ada bayinya dan ada yang tidak, akan tetapi kalaupun ada
juga tidak dapat hidup. Bayi anggur disebabkan karena sel telur ibu tidak memiliki kromosom . jadi
ada keabnormalan di reproduksi wanita.
HAMIL dan anggur, adalah dua kata yang menjadi
kebahagiaan dan berkah bagi manusia. Namun, jika menjadi satu untaian kata,
hamil anggur, justru menjadi petaka bagi para calon orang tua. Dokter umum
Agustining Rahayu mengatakan, hamil anggur adalah kehamilan abnormal berupa
tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin,
sehingga terbentuk jaringan permukaan membran mirip gerombolan buah anggur.
“Hamil anggur sepintas lalu seperti hamil biasa, tapi isinya bukan janin, melainkan gelembung-gelembung mola. Kadang-kadang ada juga yang isinya gelembung mola tetapi masih ada janin. Pada keadaan ini, biasanya janin tidak bisa dipertahankan dan mengalami keguguran,”. istilah medis hamil anggur adalah Mola Hidatidosa, yakni kehamilan yang tidak normal, di mana sel telur yang telah dibuahi tidak tumbuh dan membelah sebagaimana mestinya.
“Hamil anggur sepintas lalu seperti hamil biasa, tapi isinya bukan janin, melainkan gelembung-gelembung mola. Kadang-kadang ada juga yang isinya gelembung mola tetapi masih ada janin. Pada keadaan ini, biasanya janin tidak bisa dipertahankan dan mengalami keguguran,”. istilah medis hamil anggur adalah Mola Hidatidosa, yakni kehamilan yang tidak normal, di mana sel telur yang telah dibuahi tidak tumbuh dan membelah sebagaimana mestinya.
Pada hamil anggur, jelasnya, sel telur yang telah
dibuahi tumbuh secara “liar” dan cepat sehingga hanya terbentuk gerombolan
gelembung-gelembung yang menyerupai buah anggur. Pada kehamilan anggur ini,
perut wanita terlihat lebih besar dibanding dengan usia kehamilannya.
“Janin yang dikandung biasanya tidak mampu bertahan hidup, namun gelembung-gelembungtersebut terus saja membesar, tumbuh terus sehingga tampak seperti gerombolan buah anggur. Itulah sebabnya mengapa orang awam sering menyebutnya dengan hamil anggur,”
“Janin yang dikandung biasanya tidak mampu bertahan hidup, namun gelembung-gelembungtersebut terus saja membesar, tumbuh terus sehingga tampak seperti gerombolan buah anggur. Itulah sebabnya mengapa orang awam sering menyebutnya dengan hamil anggur,”
Penanganan hamil anggur adalah dengan kuretase.
Setelah itu harus dimonitor dan di follow up dengan dengan ketat, karena
kehamilan mola bisa berkembang ke arah proses keganasan yang disebut dengan
chorio-carcinoma.
Dikatakan, beberapa faktor yang sering dikaitkan
sebagai penyebab hamil anggur ini yaitu mutasi genetik (buruknya kualitas
sperma atau ovum), kehamilan di mana janin akan mati dan tak berkembang,
kekurangan vitamin A, darah tinggi, serta faktor gizi yang kurang baik.
Diperkirakan bahwa faktor-faktor seperti gangguan
pada telur, kekurangan gizi pada ibu hamil, dan kelainan rahim berhubungan
dengan peningkatan angka kejadian mola. Wanita dengan usia dibawah 20 tahun
atau diatas 40 tahun juga berada dalam risiko tinggi. Mengkonsumsi makanan
rendah protein, asam folat, dan karoten juga meningkatkan risiko terjadinya
mola.
Apakah hamil anggur sama dengan hamil di luar
kandungan? Menurut dr Ayu, hamil di luar kandungan terjadi apabila tempat
menempel (nidasi) embrio (hasil pembuahan) berada di luar rongga rahim (carum
uteri). Biasanya yang paling sering terjadi adalah menempel di saluran tuba
atau saluran yang menghubungkan rahim dengan indung telur bagian kanan maupun
kiri.
Disebutkan, adapun gejalanya, pada tahap awal adalah
seperti kehamilan biasa, yaitu terhentinya haid disusul hasil tes positif pada
kehamilan.
“Kondisi hamil di luar kandungan menjadi serius bila kehamilan terganggu, di medis disebut kehamilan ektopik terganggu (KET), umumnya tuba/saluran tempat menempelnya embrio pecah,” ungkap dr Ayu.
Gejalanya adalah nyeri perut yang hebat, disertai pucat karena ada pendarahan di dalam. Pasien cepat jatuh dalam kondisi syok, karena umumnya pendarahan yang terjadi sangat banyak tetapi tidak terlihat dari luar. Pada kondisi seperti, pasien membutuhkan penanganan yang ekstra tepat dan sedini mungkin. Karena pengertian dan penyebab dari mola masih belum diketahui secara pasti maka kejadian mola hidatidosa sulit untuk dicegah. Bagaimanapun juga, nutrisi ibu yang baik dapat menurunkan risiko terjadinya mola.
“Kondisi hamil di luar kandungan menjadi serius bila kehamilan terganggu, di medis disebut kehamilan ektopik terganggu (KET), umumnya tuba/saluran tempat menempelnya embrio pecah,” ungkap dr Ayu.
Gejalanya adalah nyeri perut yang hebat, disertai pucat karena ada pendarahan di dalam. Pasien cepat jatuh dalam kondisi syok, karena umumnya pendarahan yang terjadi sangat banyak tetapi tidak terlihat dari luar. Pada kondisi seperti, pasien membutuhkan penanganan yang ekstra tepat dan sedini mungkin. Karena pengertian dan penyebab dari mola masih belum diketahui secara pasti maka kejadian mola hidatidosa sulit untuk dicegah. Bagaimanapun juga, nutrisi ibu yang baik dapat menurunkan risiko terjadinya mola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar