Senin, 08 Juli 2013

Ilmu Pendidikan

PENDEKATAN DAN MODEL SUPERVISI PENDIDIKAN

A.    Pengembangan Model Supervisi

1.      Model Supervisi yang Konvensional (Tradisional)
Model supervise ini tibul dari refleksi kondisi masyarakat pada suatu saat pada saat kekuasaan yang otoriter dan feudal, kan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif. Sehingga pemimpin cenderung mencari-cari kesalahan. Rilaku supervise adalah mengadakan inspeksi untuk mencari mencari kesalahan dan menemukan kesalahan.mencari-cari kesalahan dalam membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervise pendidikan.
Yang harus dilakukan adalah bagaimana cara kita mengkomunikasikan apa yang dimaksud sehingga para guru menyadari bahwa dia harus memperbaiki kesalahannya.

2.      Model Supervisi yang Bersifat Ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.
b.      Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
c.       Menggunakan instrument pengumpulan data.
d.      Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.

3.      Model Supervisi Klinis
a.      Beberapa Pembatasan Tentang Supervisi Klinis
Supervise klinis merupakan suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan professional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah prilaku mengajar guru. Tekanan dalam pendekatan yang diterapkan bersifat khusus melalui tatap muka dengan guru pengajar. Inti bantuan terpusat pada perbaikan prilaku mengajar guru.
b.      Perlunya Dikembangkan Supervisi Klinis Di Kalangan Guru
Beberapa factor yang yang mebdorong dikembangkannya supervise klinis guru-guru yaitu:
1)      Dalam . yang diterapkan supervise adalah mengadakan evaluasi guru semata-mata.
2)      Pusat pelaksanaan supervise adalah supervisor bukan berpusat pada apa yang dibutuhkan guru.
3)      Dengan menggunakan merit rating maka aspek-aspek yang diukur retlallu umum.
4)      Umpan balik yang diperoleh dari hasil pendekatan , sifatnya member arahan, petunjuk, intruksi, tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam yang dirasakan oleh guru hanya bersifat permukaan.
5)      Tidak diciptakan hubungan identifikasi dan analisis diri, sehingga guru-guru melihat konsep dirinya.
6)      Melalui diagnosis dan analisis dirinya sendiri guru menemukan dirinya.
c.       Beberapa Ciri Supervisi Klinis
1)      Bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau memerintah, tetapi tercipta hubungan manusiawi yang dapat menimbulkan rasa aman bagi guru.
2)      Apa yang akan disupervisi timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri karena memang dia menbutuhjan bantuan itu.
3)      Satuan langkah yang dimiliki guru merupakan satuan langkah yang integrasi.
4)      Suasana dalam pemberian supervise adalah suasana yang penuh kehangatan, kedekatan dan keterbukaan.
5)      Supervise yang diberikan tidak hanya dalam keterampilan mengajar juga mengenai aspek-aspek kepribadian guru.
6)      Instrument yang digunakan untuk observasi disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dan guru.
7)      Balikan yang diberikan harus secepat mungkin dan sifatnya objektif. 
8)       Dalam percakapan balikan hendaknya dating dari pihak guru terlabih dahulu bukan dari supervisor.

d.      Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis
1)      Harus berdasarkan inisiatif dari para guru terlebih dahulu.
2)      Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan.
3)      Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan apa yang dialaminya.
4)      Objek kajian adalah kebutuhan profesionalisme guru yang riil yang sungguh mereka alami.
5)      Perhatian terpusat pada unsure-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki.
e.       Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinnis
Langkah-langkah pelaksanaan supervise klinis memiliki tahap berikut:
-          Pertemuan awal
-          Observasi
-          Pertemuan akhir/ percakapan sesudah analisis
 
4.      Model Supervisi Artistic
Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar suatu keterampilan (skill), tetapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan denga tugas mengajar supervise jiga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan supervise adalah suatu pengetahuan suatu keterampial dan juga suatu kiat.
Supervise menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (working with thw others), bekerja melalui orang lain (working through the others), sehingga hubungan kemanusiaan menjadi unsure utamanya. 

B.     Pendekatan Supervisi Pendidikan

Pendekatan yang digunakan dalam penerapan supervise modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervise sangat bergantung kepada prototype guru. Ada empat prototype guru yang dibagi dalam 4 kuadran yaitu guru professional, guru yang suka kritik, guru yang terlalu sibuk dan guru yang tidak bermutu.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleg supervisor berdasarkan prototype diatas,
1.      Pendekatan Langsung (Direktif)
Pendekatan ini merupakan cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor lebih bersifat dominan. Pendekatan ini berdasarkan prinsip behaviorisme, yakni segala perbuatan berasal dari reflex yaitu respon terhadap rangsangan stimulus. Pendekatan ini digunakan untuk guru yang tidak bermutu. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan prilaku supervisor:
-          Menjelaskan
-          Menyajikan
-          Mengarahkan
-          Memberi contoh
-          Menetapkan tolok ukur
-          Menguatkan

2.      Pendekatan Tidak Langsung (non-Direktif)
Pendekatan ini adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Prilaku supervisor tidak langsung menunjukan permasalahan tetapi dia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Pendekatan ini didasarkan pada pemahasan psikologis humanistic. Pendekatan ini digunakan untuk guru professional. Prilaku supervisor sebagai berikut:
-          Mendengarkan
-          Member penguatan
-          Menjelaskan
-          Menyajikan
-          Memecahkan masalah

3.      Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan ini merupakan cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi cara pendekatan baru. Dalam hal ini guru dan supervisor sepakat menetapkan struktur, proses dan criteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Pendekatan ini digunakan untuk guru yang suka kritik dan terlalu sibuk. Prilaku supervisor dalam pendekatan ini:
-          Menyajikan
-          Menjelaskan
-          Mendengarkan
-          Memecahkan masalah
-          Negosiasi
Dari ketiga pendekatan tersebut, ketiganya tentu dilakuakan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian supervise berikut:
a.       Percakapan awal (pre-conference)
b.      Observasi
c.       Analisis/interpretasi
d.      Percakapan akhir (past conference)
e.       Analisis akhir
f.       Diskusi


KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Pengembangan model supervisi pendidikan terdiri dari model supervise yang konvensioanal, supervise yang bersifat ilmiah, supervisi klinis, dan supervise artistic.
Pendekatan supervise pendidikan terdiri dari pendekatan langsung (Direktif), pendekatan tidak langsung (non-direktif), dan pendekatan kolaboratif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar